TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
(SHOT)
Adalah teknik mengumpulkan materi
(gambar) guna membangun suatu cerita. Contoh: shot film, shot video
dokumentasi, shot iklan, dll
Film merupakan rangkaian banyak frame
(bingkai) gambar yang diputar dengan kecepatan tertentu. Dalam 1 detik
pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang
digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci
terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan
proyektor khusus. Film diambil menggunakan kamera film.
Kamera film memiliki
bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera
film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh
kamera film diantaranya Arriflex
|
||||
|
||||
A. KAMERA
Fungsi
kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara
kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan.
Kamera dioperasikan oleh crew film yang biasa disebut cameramen. Kameramen
mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan
shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai
berikut:
· Penguasaan
terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan
penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
· Setelah
paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang
bagaimana yang diinginkan.
· Membuat
breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel, dll
· Pastikan
baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan
dengan baik.
Dalam kegiatan produksi video/ film,
terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film
dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara)
yang telah diambil. Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil
disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan
film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara.
1.
JENIS
- JENIS KAMERA
Secara
umum terdapat 2 jenis kamera :
a. Analog
(AV)
Data yang disimpan sebagai pancaran
berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis
ini antara lain VHS(Video Home System / Vertical Helical Scan), S – VHS, 8mm,
dan Hi – 8. Sedangkan jenis media penyimpannya menggunakan format video analog
diantaranya U Matic, Betamax, VHS dan S- VHS
Contoh-contoh
kamera analog
Kamera VHS Hi-8 SVHS-C
FuIl Size VHS
Kamera video jenis ini memakai
kaset jenis VHS regular dan rekamannya bisa disetel di VHS VCR biasa.
Resolusi videonya 240/250 lines,
sementara
lama
rekaman
tergantung
jenis
kasetnya.
Tipe
VHS
SP
bisa
merekam selama dua jam, sementara EP/SLP bisa
mencapai enam jam lamanya. Ukuran kamera ini terlalu
besar dan berat,
sehingga harus dipanggul oleh kameraman ketika
merekam obyek. Kualitas suara kamera jenis ini juga sangat jelek. Beberapa perusahaan yang membuat kamera Full-VHS antara
lain Hitachi, RCA, dan Panasonic.
SVHS-C
Merupakan pengembangan dari kamera VHS-C, sehingga formatnya
juga sama persis. Yang membedakan hanya kualitas gambarnya
yang
mencapai
400
baris.
Resolusi
yang
lebih
tinggi
tersebut
secara
otomatis
berpengaruh pada kualitas gambar yang 60
persen lebih jernih dibanding
VHS atau VHS-C.
Untuk melihat hasil rekamannya, Anda bisa langsung
mengoneksikannya ke TV atau S-VHS VCR dengan menambahkan adapter khusus. Kamera video ini dapat memakai kaset jenis VHS-C standar.
Sebaliknya, kamera video VHS-C tidak dapat menggunakan kaset jenis SVHS-C. Vendor yang memprodukSi kamera SVHS-C hanya JVC saja.
Hi-8
Format kamera
ini pada dasarnya sama seperti kamera 8mm.
Tapi untuk kualitas gambar, HI8 unggul dengan
resolusi 60 persen lebih
tinggi, atau mencapai
400 baris. Kamera
jenis ini diproduksi oleh Canon, Hitachi, Samsung, Sharp dan Sony.
Sayang, rekamannya tidak dapat langsung
diputar pada VCR biasa, karena tak adanya
adapter yang bisa membaca format kaset HI8. Meski demikian, semua jenis kamera
video HI8 dapat memainkan dan merekam
dalam format 8mm. Sebaliknya, kamera video 8mm tidak
dapat merekam kaset HI8.
D i g t a l 8
Inilah kamera video yang paling banyak oeredar di pasaran. Format Digital8
merupakan pengembangan dari
format Hi8,
dimensinya pun tak banyak berbeda.
Bedanya, kamera Digital8
tak lagi murni memakai format analog.
Media rekamnya berupa kaset 8mm atau HI8. Satu-satunya cara untuk memutar
kaset video adalah dengan
menghubungkan kamera ke VCR
atau TV (analog). Sementara secara digital, kaset bisa
diputar dengan menghubungkan kamera
ke PC via
port IEEE-1394
(Firewire). Anda memerlukan hardware dan software
khusus untuk memutarnya di PC.
Kamera jenis ini juga bisa memutar kaset analog 8mm dan HI8 dengan menggunakan koneksi AV biasa. Namun untuk PC, pengguna
belum bisa mengonversi rekaman analog 8mm dan HI8 langsung ke PC via port
IEEE-1394.
Resolusi videonya mencapai
500 baris dengan
kualitas gambar 20 persen lebih
baik daripada HI8 atau
SVHS-C. Kualitas suaranya bisa dibilang sempurna,
karena direkam dengan standar PCM Audio 12 bit atau 16
bit - setara dengan kualitas suara CD audio.
Format videonya juga memungkinkan pengguna
mengambil foto dengan kameranya.
Sony Corporation tercatat
sebagai satu-satunya vendor yang mengembangkan kamera jenis
ini.
b. Digital
(DV)
Kamera perekam video digital
menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian
1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.
Sedangkan jenis media penyimpannya menggunakan format digital video diantaranya
Mini DV, DV Cam, dan DVC Pro.
M i n i D V
Kamera yang sepenuhnya telah mengadopsi teknologi
digital ini memakai kaset MiniDV 6mm sebagai media
rekam. Ukuran kasetnya serupa
dengan
DAT Audio Tapes. Kaset bisa diputar
di
kamera
video
dan
bisa
dihubungkan ke VCR atau TV dengan memakai kabel AV. Koneksi ke komputer melalui port
IEEE-1394.
Sama seperti Digital8,
resolusi video kamera ini mencapai
500 baris atau 20 persen lebih finggi ketimbang
HI8 atau SVHS-C. Ada dua jenis kecepatan rekam, SP dan LP yang masing-masing berdurasi
60 menit dan 90 menit. Ukuran kasetnya
sangat mungil, bahkan
lebih kecil daripada
kotak rokok. Kualitas
suaranya juga sama seperti Digital8, karena memakai format PCM 12 bit
dan 16 bit. Selain mampu memotret gambar diam, kamera tipe ini juga dilengkapi
dengan teknologi Progressive Scan. Teknologi ini
|
2.
Perbedaan Video Analog dan video Digital
Video Analog :
a.
Biasanya menggunakan kaset (
tape )
b.
Berbahan dasar pita magnetik
c.
Memerlukan kompresi ke digital
agar bisa ditransfer ke komputer.
d.
Kelebihan warna yang
colorfull
e.
Kelemahan Harganya lebih
mahal.
Video Digital:
a.
Signal dikonversi oleh ADC, menjadi data digital (yaitu 0 dan 1) sehingga
tahan terhadap gangguan
b.
Memakai CCD (change couple
device)
c.
Harga relatif murah
d.
Tidak mengalami degradasi kualitas gambar
e.
Kurang colorful tapi bisa dikoreksi pada saat editing
3.
FORMAT VIDEO
Bicara
soal merekam video dengan camcorder, tentu
kurang afdol bila tidak sekalian
mengakrabi video editing
di PC. Apalagi kini berbagai produk
camcorder terbaru sudah
dilengkapi dukungan koneksi
ke PC, beserta bundel software untuk keperluan editing; hasil
rekamannya. Namun, sebelum terjun ke tahap transfer,
edit, dan simpan hasil rekaman, ada baiknya Anda mengenal lebih dulu berbagai format video
yang bisa digunakan di PC.
a.
AVI
Singkatan dari Audio Video Interlaced, ini merupakan salah satu format video paling tua yang dibangun oleh Microsoft. Format video ini sudah ada sejak
zaman komputer x86, berbarengan dengan munculnya Windows 3.1.
Berbeda dari format video lainnya,
AVI mendukung beberapa
jenis kompresi, seperti Cinepak, Intel Indeo, Microsoft Video 1, Clear Video dan AVI. Makanya, jangan heran jika suatu saat Anda menemukan dua video yang sama-sama berformat AVI, tapi salah satu di antaranya talk dapat dimainkan
di PC Anda. Ini dikarenakan file video dibuat dengan sistem
kompresi yang berbeda,
dan PC Anda tidak mendukung salah satu kompresi
tersebut.
Pada
awalnya format AVI hanya mendukung
resolusi maksimal 160 x
120 pixel, dengan refresh rate 15 frame per detik. Namun bersamaan
dengan
perkembangan
Windows
dan
DirectX-nya, format AVI kini mampu
menyimpan sebuah klip video dengan beresolusi sampai 320 x 240 pixel, dan refresh rate
sampai 30 frame per
detik. Untuk membuat dan memainkan video
berformat AVI, tidak
dibutuhkan hardware
khusus. Itulah
yang menyebabkan format ini cukup mendominasi, dan selalu disertakan pada kebanyakan aplikasi multimedia. Bahkan sampai saat
ini, format AVI masih banyak digunakan oleh kartu video editing kelas semi-profesional. Format ini dirilis pertama
kali pada tahun
1993, dan merupakan sebuah standar ISO/IEC
(International Organization for Standardization/ International
Electrotechnical
Commission)
untuk
video
dengan
kualitas
menengah.
a.
MPEG-1
MPEG-1
memungkinkan sebuah video dapat dikompresi
dengan rasio 50:1 sampai 100:1, tergantung kualitas gambar yang Anda inginkan.
Format ini memiliki kecepatan pembacaan
data sekitar 1,5 Mbit per detik, sehingga cukup setara dengan pembacaan data pada
CD-ROM berkecepatan 2X.
Motion Picture Expert Group 1 (MPEG-1) dapat digunakan untuk menyimpan
video
dengan
resolusi
maksimal 352 x 288 pixel. Kualitasnya dapat disetarakan dengan format VHS.
Format MPEG-1 saat ini banyak
digunakan sebagai format video dalam VCD.
b.
MPEG-2
MPEG-2 merupakan pengembangan dari MPEG-1 yang mulai diperkenalkan pada tahun 1995. Format ini memungkinkan Anda menjalankan data
video dengan kecepatan 100 Mbit per detik. Selain lebih unggul pada kecepatan transfer
data, MPEG-2 juga memiliki peningkatan kualitas gambar dan suara. Pada video
berformat MPEG-2, Anda bisa melihat tayangan
video dalam resolusi
tinggi dan didukung kualitas suara stereo, bahkan sistem surround seperti format Dolby Digital dan DTS. Talk heran bila kemudian format
ini digunakan sebagai format
video pada
keeping SuperVCD, DVD dan siaran digital TV.
MPEG-2 juga memungkinkan fleksibilitas pengaturan
skala
resolusi
dan
kecepatan
pembacaan
data,
mempunyai kemampuan menyuguhkan gambar
dengan
resolusi
sampai
720
x
576
pixel.
Ini
format
video
termutakhir dari MPEG. Pertama kali diperkenalkan pada Oktober 1998, dan menjadi standar internasional pada tahun 1999. Format ini merupakan
hasilpengembangan dari ratusan periset dan teknisi yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
c.
MPEG-4
Rasio ukuran layar standar yang digunakan oleh hampir semua pesawat video standar. Perbandingan ukuran pastinya adalah empat satuan lebar (horizontal) dan tiga satuan tinggi (vertikal). Ukuran ini sekarang sudah mulai ditinggalkan, seiring keluarnya berbagai peranti yang menyuguhkan ukuran layar yang lebih
lebar dan panoramik. Rasio yang lebih dikenal dengan sebutan
layar lebar (wide screen). Ukuran ini relatif lebih lebar dibandingkan rasio standar. Pada ukuran
rasio ini, gambar
yang ditampilkan lebih lebar dan lebih
sesuai dengan sudut pandang manusia. Tujuannya simpel, yaitu untuk mendapatkan tayangan dengan kualitas
paling tinggi, tapi pada kecepatan
transfer data rendah antara 10 Kbit per detik sampai 1 Mbit per detik. Alhasil, ukuran file MPEG-4 lebih kecil 15 persen
dari ukuran file DVD standar,
kendati menggunakan resolusi
640 x 480 pixel sekalipun. Lho, kenapa yang dijadikan patokan DVD? Sebab, kualitas MPEG-4 setara bahkan lebih baik dibandingkan DVD. Lantaran teknologi
kompresinya yang ampuh itu, talk berlebihan bila format MPEG-4 diberi gelar "MP3-nya
Dunia Video". Teknologi ini banyak Anda jumpai pada transmisi video melalui internet (video streaming). Bahkan beberapa
produsen mulai mengembangkannya untuk memindahkan video ke ponsel. Salah satu implementasi lanjutan dari
teknologi MPEG-4 adalah DivX.
d.
MOV
MOV merupakan format video yang diperkenalkan oleh Apple, dan menjadi format standar Apple yang bisa diputar dengan aplikasi QuickTime.
Sekitar 1993 sampai 1995, format ini pernah lebih popular
dan unggul dibandingkan AVI-nya Microsoft, baik dinilai dari -ungsi maupun kualitas. Namun, kini format yang satu ini mulai kehilangan pamornya,
Apalagi dengan makin berkembangnya format MPEG.
MOV sendiri bisa dinikmati baik di Macintosh maupun PC, asal
Anda meng; isntal aplikasi
QuickTime.
e.
MJPEG
Singkatan dari Motion JPEG, format ini boleh dibilang berada di antara format gambar diam (foto) dan video
berisi urutan (slide show) gambar atau foto berformat JPEG. MJPEG sebenarnya
tak hanya merupakan
format yang menyatukan kumpulan gambar berformat JPEG, melainkan juga menawarkan kompresi dengan rasio 5:1.
Kelemahannya, sinkronisasi data video dan audio belum diimplementasikan di sini, sehingga format
video yang dihasilkain masih
dalam bentuk slide show yang tak bersuar
f.
ASF
Advanced Streaming Format (ASF) merupakan
format video lain dari Microsoft, yang lebih dispesialiasikan sebagai media
streaming. Format ini bisa terdiri dari audio, video, maupun slide show.
ASF dapat dikemas
dalam file dengan
kompresi tinggi, dan dapat disalurkan ke dalam data yang mengalir secara terus menerus,
seperti siaran TV dan radio
online. Ukuran file-nya
pun bisa diatur
sesuai dengan bandwidth (kecepatan koneksi) yang direkomendasikan.
g.
WMV
Ada satu lagi format video
yang diusung oleh Microsoft, yakni WMV (Windows
Media Video). Format
ini dibangun dan
dikontrol oleh Microsoft, dan menjadi nama dari salah satu solusi
video encoding yang dimiliki
Microsoft.
Tidak ada penjelasan mengenai teknologi yang digunakan
dalam format tersebut.
Namun sejak versi ketujuh
(WMV7), Microsoft telah menggunakan
teknologi
,
video
MPEG-4 yang tidak kompatibel dengan teknologi
MPEG-4 lainnya.
h.
AAC
AAC Advanced Audio Coding. File suara yang dikompresi. Ukurannya
30 persen lebih kecil ketimbang MP3.
b.
Encoding Standart System Video
Dunia
a. PAL
PAL adalah sebuah enconding berwarna yang digunakan dalam televisi broadcast. PAL adalah singkatan dari “Phase Alternating Line” digunakan untuk garis alternasi fase. PAL terdiri dari 625 baris dan ditayangkan sebanyak 25 frame dalam setiap satu detik (fps). System ini digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan dunia Amerika, karena di Amerika menggunakan system NTSC. Sistem Broadcast PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, pada tahun 1967. PAL termasuk standar kedua dalam system televisi broadcast.
PAL adalah sebuah enconding berwarna yang digunakan dalam televisi broadcast. PAL adalah singkatan dari “Phase Alternating Line” digunakan untuk garis alternasi fase. PAL terdiri dari 625 baris dan ditayangkan sebanyak 25 frame dalam setiap satu detik (fps). System ini digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan dunia Amerika, karena di Amerika menggunakan system NTSC. Sistem Broadcast PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, pada tahun 1967. PAL termasuk standar kedua dalam system televisi broadcast.
Resolusi VCD: 352 x 288 pixel
Resolusi SVCD:
480 x 576 pixel Resolusi
DVD 740 atau 720 x 576 pixel
b. NTSC
NTSC adalah system televise analog yang digunakan di Amerika Serikat dan banyak televisi lainnya. Berbeda halnya dengan PAL , NTSC membagi 25 baris per frame dan sebanyak 30 frame dalam satu detiknya atau 29,97 frame perdetik (fps).
NTSC adalah system televise analog yang digunakan di Amerika Serikat dan banyak televisi lainnya. Berbeda halnya dengan PAL , NTSC membagi 25 baris per frame dan sebanyak 30 frame dalam satu detiknya atau 29,97 frame perdetik (fps).
Resolusi VCD: 352 x 240 pixel
Resolusi SVCD: 480 x 480 pixel
Resolusi DVD 740 atau
720 x 480 pixel
c. SECAM
SECAM singkatan dari Systeme Electronique pour Couleur Avec Memoire/
or Sequential Color with Memory adalah standar pemancar televisi analog yang digunakan di Perancis, Rusia dan daerah-daerah Afrika. SECAM berbeda dengan PAL, tapi jumlah baris data yang dikirimnya sama.
SECAM singkatan dari Systeme Electronique pour Couleur Avec Memoire/
or Sequential Color with Memory adalah standar pemancar televisi analog yang digunakan di Perancis, Rusia dan daerah-daerah Afrika. SECAM berbeda dengan PAL, tapi jumlah baris data yang dikirimnya sama.
SISTEM
|
fps
|
NTSC (AS,
Jepang, Canada)
|
29,97 fps
|
PAL (Eropa,
Asia & Australia)
|
25 fps
|
SECAM
(Perancis, Rusia & Sebagian Afrika)
|
25 fps
|
B.
BAGIAN-BAGIAN KAMERA VIDEO
Untuk
bisa menggunakan kamera video dengan baik dan benar tentu saja kita harus
mengenal dengan baik bagian-bagian dan fungsi fungsi yang ada pada kamera
dengan baik. memang setiap merek dan setiap type kamera akan berbeda tata letak
bagian fungsionalnya tetapi yang penting adalah kita harus bisa memahami "prinsip
dasar" dari bagian fungsional tersebut.Secara umum bagian-bagian
kamera video terdiri atas:
1.
Baterai untuk catu daya
2.
Tempat kaset
3. Tombol
Zoom
Tombol Zoom berfungsi untuk mendekatkan obyek (Zoom
in) atau menjauhkan Obyek (Zoom out) secara optical, kenapa di katakan
secara optical karena proses menjauh dan mendekatnya obyek ini dikarenakan
pergerakan lensa kamera
4. Tombol
Recorder
5.
Port Output video / audio (bisa berupa
analog ataupun digital)
6.
Cincin Fokus
Ring Fokus berfungsi
untuk mengatur fokus tidaknya obyek yang di bidik obyek yang tidak fokus di
sebuat out of Focus dan gambarnya akan tampak kabur atau dikenal
dngan istilah Blur. obyek yang fokus akan terlihat jelas dan
detail dan di sebut In Fokus. Banyak kemera di lengkapi dengan
fasilitas Auto Focus tetapi auto Fokus ini mempunyai beberapa kelemahan
terutama pada saat melakukan zooming dengan cepat atau ada obyek yang melintas
di depan lensa maka fokus akan berubah dengan sendirinya
Tips :
agar fokus tetap terjaga lakukan zoom in sampai sedekat-dekatnya(sampai mentok) kemudian atur fokus hingga in fokus maka ketika melakukan zoom in zoom out obyek akan tetap terjaga fokusnya (akan selalu in fokus)
agar fokus tetap terjaga lakukan zoom in sampai sedekat-dekatnya(sampai mentok) kemudian atur fokus hingga in fokus maka ketika melakukan zoom in zoom out obyek akan tetap terjaga fokusnya (akan selalu in fokus)
7.
Jendela preview (View Finder)
8.
Mikrofon
9.
Tombol kontrol cahaya
White
Balance
White Balance adalah
proses penyeimbangan warna dengan menggunakan media warna putih.
Proses White Balance ini sangat penting karena kalo white balance ini di
abaikan bisa berakibat fatal pada hasil pengambilan gambar karena kalo proses white
balance ini salah akan menimbulkan gambar yang tidak sesuai dengan warna
aslinya bisa kebiruan (blueis) atau kemerahan (reddis)
Cara
Menyetel White Balance
a.
Pertama cocokkan filter koreksi warna
dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
b.
Arahkan kamera terhadap benda putih apa
saja
c.
Kamera di zoom sampai yang terlihat di
viewfinder hanya warna putih
d.
Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
e.
Kamera siap untuk merekam.
10. Tombol
Player (untuk memainkan kembali video).
11. Terminal
DC Input
Kamera tertentu juga terdapat:
1. IRIS
Iris berfungsi
untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kedalam lensa kamera dan pengaturan
iris ini akan berpengaruh pada gelap terangnya obyek
yang dibidik pengaturan Iris ini sangat penting karena kalo
pengaturan iris ini tidak tepat maka akan mengakibatkan kelebihan (over
light )atau kekurangan cahaya ( Under light). pengaturan Iris akan
berbanding terbalik dengan pengaturan shutter speed.
2. Shutter
Speed
Shutter Speed
berfungsi untuk mengatur kecepatan saat pengambilan gambar untuk menciptakan
efek tertentu seperti Slow motion atau fast motion, contoh paling gampang
penggunaan shuter speed ketika mengambil gambar layar komputer atau layar
televisi ketika kita menggunakan speed yang rendah maka gambar layar komputer
atau layar televisi akan kelihatan ada garis-garis yang bergerak-gerak kebawah
untuk mengatasinya kita harus menggunakan speed yang tinggi agar tampilan
layar bisa terlihat natural (alami)
C. PENGGOLONGAN
KAMERA BERDASARKAN PENGGUNAANNYA
1.
Kamera
Studio
Kamera yang biasanya digunakan dalam studio (in door)
untuk memproduksi sebuah program acara televisi, biasanya satu set kamera terdiri dari:
•
Kamera : Lens (box lens), kamera head,
ViewFinder, camera mounting, Pedestal, Rolling Tripod
•
Kabel Kamera :
Triax, multiwire/multicore
•
Camera control unit/Base station
•
Remote control panel
•
Monitoring system :
Video Monitor
•
Power Supply
2.
Kamera
ENG (electronic news Gathering) atau portable kamera
Sesuai
dengan namanya, pada awalnya, kamera jenis ini hanya digunakan untuk hunting
berita. Namun sekarang kamera jenis ini tidak hanya digunakan untuk hunting
berita tapi juga untuk membuat film.
Ada
dua macam kamera ENG, yaitu:
a. Camera
Built in VTR
Adalah seperangkat kamera lengkap,
didalamnya terdapat camera body, camera head dan perangkat untuk merekam gambar
(VCR).
b. Camera
separate VTR (dooking)
Jenis kamera video yang perangkat VCR
(video camera recorder)nya terpisah dari kamera body
Contoh kamera ENG
|
3.
Kamera
EFP (Electronics field Productions)
Kamera jenis ini
biasanya dipakai untuk produksi dalam ruangan (in door) hampir sama dengan
jenis pertama.
D.
BATTERY
Jenis yang paling
banyak digunakan saat ini, adalah baterai type Lithium dan type AA. Untuk type
AA biasanya digunakan baterai Alkaline. Tapi untuk Kamera video biasanya
menggunakan batrei re-charge. Tipe baterai isi ulang dibagi dalam tiga kategori
umum: nickel cadmium (NiCd), nickel
metal-hydride (NiMH), dan lithium-ion (Li-ion).
Merawat
Baterai Kamera Video
Baterai berfungsi sebagai sumber daya untuk menghidupkan
kamera, perawatan yang baik dapat memperpanjang usia pemakaian baterai kamera.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
·
Jangan membiarkan baterai terpapar suhu
ekstrim diatas 43 C. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan permanen pada baterai.
Letakkan baterai pada tempat yang sejuk dan kering.
·
Jangan mencharge baterai secara
berlebihan, jika charger telah menunjukkan baterai terisi penuh segera
cabut.
·
Saat mengisi baterai untuk pertama kalinya, isi daya
baterai semalam.
·
Charger
baterai sebelum atau sesudah penyimpanan dalam jangka waktu lama. Dipakai
ataupun tidak dipakai baterai akan mengalami proses pelemahan, agar tetap
awet maka baterai perlu diisi kembali.
Untuk charging Time pada masing-masing jenis alat
charge sebenarnya mempunyai perhitungan dasar yang dapat dihitung dengan rumus
ideal sebagai berikut :
mahB = Kapasitas Maksimum Baterai
mAhC = Bersarnya Amper perjam yang diberikan charger
th = Total Waktu dalam Jam
th = mAhB / mAhC
mAhC = Bersarnya Amper perjam yang diberikan charger
th = Total Waktu dalam Jam
th = mAhB / mAhC
Misalnya baterai 1800 mAh dan Ampre Chargernya 100
mAh, berarti:
1800 / 100 = 18 jam
Waktu yang diperlukan untuk chargingnya pada kondisi
ideal adalah 18 jam.
·
Lepaskan baterai dari kamera jika tidak
sedang mempergunakannya dalam jangka waktu lama.
·
Jangan mencampur penggunaan baterai lama
dan baru, termasuk mempergunakan baterai dengan merek yang berbeda-beda.
E.
MENGOPERASIKAN KAMERA VIDEO
1. Langkah-langkah
pengoperasian kamera video :
a.
Lepas penutup lensa
b.
Pindahkan posisi tombol power dari
off ke camera dengan menekan dan tahan
tombol kunci, kemudian dorong ke bawah
c.
Buka layar LCD, dengan menekan kunci
layar LCD, kemudian dibuka searah tanda panah. Secara otomatis viewfinder
akan mati
d.
Tekan tombol start/stop untuk memulai
merekam. Tekan tombol start/stop kembali untuk berhenti merekam
2. LANGKAH-LANGKAH
MEMASANG KASET PADA HANDY KAMERA ADALAH:
a. Tekan tombol
pembuka searah dengan tanda panah dan buka penutupnya
b. Masukkan kaset dengan posisi jendela kaca kaset terlihat dari atas dan
tekan bagian tengah belakang kaset
c. Setelah penahan
kaset secara otomatis turun kebawah kemudian tekan penutup kaset
3. Basic
Camera Operation
Camera
video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media
penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara
lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari berbagai merk
tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk. Mulai kamera
amatir, semi profesional, dan kamera profesional. Media penyimpanan gambar
antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu
memori).
Bagi pengguna pemula/amatir
biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi
dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan
gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman
profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.
a. The
Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure:
Aperture, Shutter Speed, (ND Filter), (Gain), Filter Colour
2. White
Balance
3. Zoom
4. Focus
5. Audio
Levels
Eksposure secara sederhana dapat
saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal,
tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus
diperhatikan:
·
Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
·
Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
·
ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.
·
Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila
pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan
normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain
kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi
agak coral (pecah).
·
Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya
yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter
koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten
(kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan
cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK. Cahaya matahari
banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk
matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi
warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah,
maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.
·
White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara
menyetel white balance:
1.
Pertama cocokkan filter koreksi warna
dengan kondisi cahaya yang kita pakai shooting.
2.
Arahkan kamera terhadap benda putih apa
saja
3.
Kamera di zoom sampai yang terlihat di
viewfinder hanya warna putih
4.
Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
5.
Kamera siap untuk merekam.
Catatan: “ kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah”.
Catatan: “ kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah”.
b.
SETTING KAMERA
Dalam proses
ini kameramen harus mengeset (setting) menu-menu yang ada di kamera, tentunya
tidak semuanya disetting, ada yang sudah default. Yang sering disetting
diantaranya, sound, speed record pilihlah SP (standart Play). LP
(longplay)Untuk darurat.
Kemudian menyetting audio/mic level. Sebelumnya dicek dulu
koneksi mic eksternal kalo menggunakan mic eksternal. Jika suda tersambung dan
mic dalam keaadaan on/hidup maka aktifkan tombol menu kemudian pilih advance,
pilih mic level sesuai kebutuhan pilih OK
c.
TRIK MENGHASILKAN REKAMAN BERKUALITAS
Merekam obyek dengan menggunakan camcorder atau kamera video memang gampang. Apalagi
kini kamera video telah
dilengkapi
dengan
fasilitas
setelan
otomatis
yang
sangat
membantu
pengguna.
Seperti
halnya
kamera foto digital, fasilitas automatic
setting bisa memberi kompensasi ketika tingkat cahaya kurang atau warna
yang tak nyata. .
- JANGAN GOYANG
Saat mulai melakukan
perekaman, usahakan posisi tangan dalam keadaan kokoh. Kamera yang bergoyang
sangat mempengaruhi rekaman video. Agar kamera tak bergoyang, gunakan bantuan penyangga
seperti tripod atau monopod.
Walau begitu, Anda tetap
harus
berlatih
memegang
kamera
dengan
stabil,
karena
Anda
tidak
bisa
mengandalkan tripod terus-menerus. Bayangkan
bila Anda harus menentengnya dari satu tempat ke tempat lain.
Boleh saja memakai tripod, tapi
hanya untuk merekam obyek yang tak bergerak dalam jangka waktu lama.
- MENGONTROL ZOOMING
|
- FRAME
Mulailah mengatur komposisi
antarobyek bidikan, sehingga
berada dalam satu frame yang apik. Sebuah klip
yang akan
Anda rekam bisa mempunyai komposisi
yang baik apabila
menggunakan teknik
dasar komposisi. Pertama, komposisi
balance, yaitu dengan membayangkan garis horizontal dan vertikal. Pertemuan
garis
tersebut adalah titik yang tepat untuk obyek bidikan.
|
- KONTINUITAS ;
Saat merekam,
sebaiknya
Anda
memikirkan
jalan
cerita
video
tersebut,
sehingga
klip
memungkinkan dipotong saat editing. Usahakan merekam satu obyek
dari beragam angle
atau sudut pandang.
Anda bisa menggabungkan rekaman video close-up,
rekaman pendek, dan wide-angle.Yang penting,
pastikan antara satu frame dengan frame berikutnya
memiliki keterkaitan. Misalnya
saja, ketika Anda merekam
di area terbuka, maka pastikan pencahayaan diatur sama.
- BACKGROUND-FOREGROUND
Sangat penting untuk menernpatkan obyek bidikan berada dalam posisi yang nyaman dilihat di dalam sebuah frame. Pastikan foreground dan
background tidak saling
membuat pandangan bias.
Bidiklah obyek tertentu dengan latar belakang
yang kosong. Apabila background
berupa suasana di pusat perbelanjaan, maka penonton tak lagi fokus di obyek
utama tersebut. Hindari juga memakai background yang
intrusif. Misalnya menempatkan obyek di depan pohon, sehingga kelihatan pohon tersebut tumbuh di kepalanya.
Prinsip serupa bisa diterapkan untuk foreground. Pastikan tak ada orang
yang melintas di depan kamera saat Anda sedang membidik obyek tertentu.
Cobalah gunakan teknik
pan,
yaitu
merekam
obyek
yang
bergerak
pada
bidang
horizontal.
Anda
bisa
memakai teknik tersebut untuk dua keperluan. Pertama,
merekam area obyek yang luas ke dalam satu frame. Misalnya saja Anda Ingin merekam pemandangan indah di gunung atau arsitektur bangunan. Kedua, ketika Anda ingin merekam obyek yang bergerak pada jalur tertentu,
misalnya balap F1, balapan kuda,
atau orang yang berlari. Yang penting, pastikan gerakan obyek tertangkap
dengan jelas berikut gerakan yang akan direkam terakhir.
Untuk merekam gambar bergerak,
sebaiknya gunakan bantuan tripod
agar gambar tak goyang.
|
- EFEK KHUSUS
|
- LAMPU
Pencahaayan merupakan salah
satu faktor yang penting ketika
merekamvideo. Tapi cahaya
yang terlalu banyak akan membuat
obyek terlihat putih menyerupai hantu. Sebaliknya kurang
cahaya bisa pula membuat
obyek tidak terlihat. Untungnya, kebanyakan kamera video kini
telah menyertakan setelan pencahayaan otomatis. Namun demikian, saat merekam
di luar ruangan sebaiknya posisi Anda membelakangi cahaya matahari. Cek cahaya matahari, apabila background obyek lebih terang daripada
foreground,maka aktifkan
fitur backlight yang
ada pada menu kamera. Jika Anda merekam
di dalam ruangan,
pastikan selalu mengaktifkan lampu. Meski cahaya lampu ruangan terlihat
cukup, lebih baik Anda tetap menggunakan lampu kamera. Akan
|
- SUARA DAN VISI
Setelah teknik video
Anda
kuasai,
perhatikan
juga
masalah
audio.
Film
yang
baik
sebaiknya
memang
memiliki perpaduan gambar dan suara yang seimbang.
Kamera video biasanya
menyertakan mikrofon built-in
untuk merekam suara. Namun demikian,
biasanya mikrofon tersebutjuga merekam suara yang berada di sekitar
obyek bidikan, seperti suara bising, angin, dan
nafas si kameraman. Apabila Anda merekam di ruang terbuka,
aktifkan fitur Wind cut yang bisa mengurangi suara bising tersebut. Saat fokus pada obyek tertentu, aktifkan
fitur Zoom mic yang berguna
untuk memperjelas suara yang keluar dari
obyek bidikan. Jika kamera memiliki
soket mikrofon input, maka
belilah mikrofon yang dilengkapi dengan filter
wind muffler atau
penyaring
angin.
Dan
untuk
merekam
wawancara,
sebaiknya
gunakan
mikrofon
kecil
ekstrenal. Untuk mengurangi suara bising, Anda bisa memberi
soundtrack tertentu dengan
menggunakan MiniDic player atau tape recorder.
Cara ini biasanya
dilakukan saat rekaman
video diedit dengan program penyunting video di PC.
- SIAPKAN
Sebelum merekam,
pastikan kamera dan peranti pendukung
sudah dalam keadaan
siap. Pastikan power baterai dalam keadaan
penuh. Apabila kurang,
charge baterai, hingga
power-nya maksimal. Biasakan
juga membuat checklist atau daftar alat yang harus Anda bawa ketika merekam. Ketika Anda bepergian
jauh atau melakukan rekaman
berjamjam, usahakan membawa
baterai cadangan dan kaset lebih
dari satu. Selain
itu, pastikan konektor charger baterai adalah
jenis universal travelling plug. Lebih baik lagi untuk menempatkan
semua alat ke dalam tas khusus
kamera.
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR
•
Mengambil Kamera
1.
BERDIRILAH DENGAN BENAR,
|
2.
PEGANG CAMCORDER DENGAN KEDUA TANGAN,
|
3.
LETAKKAN
KEDUA SIKU TANGAN DI DEKAT DADA
Akan membantu membuat sebuah dudukan yang kuat untuk camcorder Anda, dan membantu mencegah miringnya
kamera, yang bisa terjadi pada tangan Anda jika berada jauh dari badan.
4.
|
|
5.
MENURUNKAN LUTUT
|
6.
BIDIK DENGAN POSISI TIARAP.
Sudut seperti ini tidak hanya bagus untuk merekam subyekyang
rendah (misalnya bayi merangkak), tetapi dengan
Led-
siku di la-tai, dijamin Anda akan memperoleh rekaman yang mantap.
· Pengecekan Kamera
a. Batrei
b. Mic
c. Tripod
d. Kabel
e. Cadangan batrei
f. Cadangan lighting (bohlam bila perlu)
· Kamera
Angle
Yakni posisi kamera pada saat pengambilan gambar. Masing-masing angle punya
makna tertentu.
a. Bird eye view
b. High angle
c. Low angle
d. Eye level
e. Frog
eyes
· Shot
size/Frame size (komposisi dasar dari sebuah pembingkaian gambar /framing)
Berikut
macam-macam shot size:
a. Extreme
Long Shot/wide shot digunakan untuk
mengambil gambar yang sangat jauh, panjang luas, dan berdimensi lebar, diambil
dari area yang sangat luas untuk menggambarkan atmosfir dan lingkungan tempat
kejadian, subjek terlihat sangat kecil pada frame, sehingga benar benar tidak
dapat dikenali, ukuran figure lebih kecil dari 1/6 dari ketinggian frame,
meskipun demikian masih bias menginformasikan bahwa subjek adalah manusia,walaupun
tidak dapat dibedakan atara pria dan wanita
b. Very
Long shot
Dibuat
apabila penonton membutuhkan visualisasi untuk adegan kolosal/banyak objek.
Untuk objek manusia tinggi objek sekita 1/3 dari ketinggian frame. Subjek mulai
terlihat jenis kelaminnya. Aktivitas mulai terlihat meski tidak jelas. VLS bisa
digunakan untuk opening sequence, namun kelemahanx kesulitan mengikuti gerakan
subjek.
c. Long shot/full shot,
dikenal sebagai landscape format, gambar seutuhnya mulai dari ujung kaki sampi
ujung kepala
d. Medium
Long Shot (Knee Shot), shot pertama yang melakukan cutting tubuh subjek sebatas
lutut, untuk perekaman diatas/bawah lutut tergantung jenis kelamin/ pakaian
yang dipakai subjek, sedangkan untuk subjek bergerak diapaki gambar dibawah
lutut.
e. Medium
Shot/ portrait format atau pas photo
f. Medium Close Up
g. Close
up
h. Big
Close Up
i.
Extreme close up
j.
Two shot
k. Three shot
l.
Over shoulder shot
· GERAKAN
KAMERA
a. Pan
Gerakan
kamera secara horisontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right (kamera bergerak
memutar ke kanan)
Pan left (kamera bergerak memutar kekiri)
b. Tilt,
tilting
Tilting
adalah gerakan kamera secara vertikal, mendongak dari bawah ke
atas atau sebaliknya. Tilt Up – mendongak ke atas. Tilt down – mendongak ke
bawah (peluncuran balon, pesawat take off dan sebagainya), untuk menciptakan efek dramatis, mempertajam
situasi.
c. Dolly,
Track
Dolly
atau track adalah gerakan kamera diatas tripod atau dolly mendekati atau
menjauhi subyek.
Dolly
In – mendekati subyek
Dolly
Out – menjauhi subyek
d. Pedestal
Pedestal adalah gerakan
kamera di atas pedestal yang bisa di naik turunkan.
Sekarang ini kebanyakan menggunakan Porta-Jib traveller.
Pedestal
Up : kamera dinaikkan
Pedestal
Down: kamera diturunkan
e. Crab
Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan
sejajar dengan subyek yang sedang bergerak.
Crab
left (bergerak ke kiri), Crab right (bergerak ke kanan)
f.
Crane adalah gerakan kamera
di atas katrol naik atau turun.
g. ARC
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya
h. Zoom
Zooming
adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek
secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto)
ke sudut lebar (wide angle) atau sebaliknya.
Zoom
in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up
Zoom
out: menjauhkan obyek dari close up ke long shot
i. Perbedaan visual zooming dengan tracking Zooming
j. Rack
Focus
Rack
focus atau selective focusing adalah mengubah focus lensa dari obyek di latar
belakang ke obyek di latar depan atau sebaliknya, untuk mengalihkan perhatian
penonton dari satu obyek ke obyek lainnya.
·
KOMPOSISI GAMBAR
Sebenarnya, komposisi gambar tidak dapat dipelajari secara khusus, sebab komposisi adalah
sesuatu hasil
karya
seseorang yang
benar-benar enak
untuk diarriati
dan ditonton.
Karena itu,
semakinsering kita mengamati
objek-objek yang erat dengan masalah komposisi gambar, kita akan terbawa dan mendapatkan inspirasi yang
dapat menumbuhkan cita rasa
pada diri kita.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pedoman dasar.
(a) Layar video sangat terbatas lebarnya. Karena itu kita harus mampu memanfaatkan keterbatasan
layar tersebut dengan cara menunjukkan sesuatu yang jelas dan pergantian-pergantian shot
sesuai dengan kaidah yang ada.
(b) Layar video mempunyai aspek ratio 3 : 4. Ini harus dipedomani dalam upaya menunjukkan
sesuatu dengan jelas.
(c) Gambar pada layar hanya dua dimensi. Karena itu dituntut kreativitas yang tinggi agar gambar
menjadi lebih hidup,
dengan
mengubahnya menjadi tiga dimensi.
(d) Gambar dari kamera akan berkurang 10% setelah diterima oleh pesawat penerima di rumah.
Karena itu,
batas layar menjadi lebih
sempit.
Dengan berpedoman
keempat
dasar
tersebut, di bawah ini diberikan
petunjuk
bagaimana
menempatkan objek
pada layar
atau yang
disebut
teknik
framing.
Qalam
teknik
framing
perlu diperhatikan hal-hal
sebagai
berikut.
1) Keseimbangan
|
2) Simetri
|
|
3) Equilibrium
|
Jika objeknya manusia, penempatan
gambar dalam kamera
dapat dilakukan sebagai berikut.
a) Objek tunggal
(1) Pembicara tunggal yang langsung berbicara di depan kamera (straight shot), sebaiknya gambar diletakkan
di tengah-tengah.
Tidak begitu bagusbagus
(2) Bila objek/pembicara melihat ke satu arah, berikan ruangan kosong di depannya, agar tidak ada
kesan
bahwa muka objek tertumbuk garis framing/layar.
Ruang kosong tersebut disebut nose room.
bagus bagus tidak bagus tidak bagus
|
baik bila
---------akan ada action
lain
di sampingnya
(3) Di samping
noose room perlc diperhatikan pula head room. Hal ini untuk menghindarkan kesan bahwa
objek kepalanya
tertumbuk frame bagian atas.
|
|
(4) Apabila kamera
melakukan panning pada objek yang sedang berjalan, di depan objek diberikan
ruang kosong yang
disebut
walking
room, sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa
artis akan
menumbuk frame di depannya.
bagustidak bagus
(5) Menempatkan property harus diperhitungkan sebaik-baiknya, agar jangan sampai menimbulkan kesan seolah-olah property di atas kepala objek.
Demikian
pula garis-garis dekorasinya.
tidak bagusbagus
b) Objek dua orang
Crane up (Cin untuk dua orang yang duduk di depan kamera, memang pekerjaan yang sangat mudali,
tetapi
hasilnya sangat tidak menarik karena kedua-duanya kelihatan profile.
tidak begitu bagus
bagus
|
|
Harus dilakukan suatu kompensasi bila terjadi perbedaan mencolok bagi kedua pembicara, misalnya, seorang anak
berbicara
dengan
orang yang
tinggi badannya,
orang tersebut
diminta
jongkok
di
hadapan anak kecil itu.
tidak bagus bagus
c) Objek dalam
kelompok
Bila menghadapi objek
dalam satu kelompok,
seyogyanya
diusahakan dalam
susunan
triangular,
semicircular,
dan circular. Shot yang langsung ke kelompok tersebut harus dihindari, kecuali kalau
diinginkan untuk mencapai efek tertentu.
- KABEL-KABEL KAMERA
Dalam proses
pembelajaran maupun proses pengambilan gambar shooting video umumnya
menggunakan kamera video yang dilengkapi berbagai jenis kabel, mulai dari Kabel Charger, Kabel
USB, Kabel
Video, Kabel
Audio, dan lain-lain.Penataan
kabel kamera video mungkin tidak terlalu sulit, tetapi harus tetap di perhatikan
agar proses pengambilan gambar shooting video berjalan lancar. Karena dalam
penataan kabel kamera haruslah diletakkan pada posisi yang tepat dan pada
tempat-tempat yang tidak membahayakan ketika proses pengambilan gambar shooting
tengah berlangsung. Bila kurang berhati-hati maka akan menyebabkan hal yang
fatal, dikarenakan resiko terlilitnya kabel-kabel kamera video yang begitu
banyak dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan (mengganggu dalam hal
proses shooting). Untuk
itu perlu adanya materi tambahan mengenai tata cara penataan kabel kamera video
yang baik dan benar.
·
Kabel coaxial digital
Merupakan jenis kabel
yang khusus dirancang untuk membawa sinyal elektronik digital. Secara
teoritis kabel ini dapat digunakan untuk semua jenis informasi, namun
kebanyakan digunakan untuk koneksi audio / video, khususnya untuk surround
sound system
G.
PENGGUNAAN
CLAPPERBOARD
Pengambilan gambar sebuah film,
baik yang sungguhan ataupun versi rekayasa dalam acara TV dan film. Pada tiap
awal sebuah adegan, selalu ada seorang kru film yang menghadap kamera yang
menyampaikan informasi mengenai adegan yang akan diambil menggunakan sebuah
papan. Papan tersebut biasanya memiliki semacam jepitan yang terletak di bagian
atasnya, seperti sebuah gunting, dan mengeluarkan suaran `clap` saat keduanya
saling diketukkan. Clapperboard, Disebut demikian karena suara yang
dihasilkannya seperti orang yang melakukan clap (tepuk tangan). Benda ini
digunakan dalam tiap kali rekaman film, video, atau TV untuk kemudahan video
editing dan juga penyelarasan suara dengan video. Banyak nama lain yang umum digunakan, termasuk anak genta,
papan, batu tulis, papan batu tulis, sabak sync, batu tulis waktu, tongkat,
papan, dan spidol
Penggunaannya biasanya diiringi dengan pernyataan dari
kru film tentang detail adegan yang akan diambil disertai mengayunkan
clapperboard ke depan kamera. Untuk
menggunakan clapperboard, kru menyiapkan adegan film, menulis informasi tentang
clapperboard, memegang sampai clapperboard, kemudian menyalakan kamera. Biasanya, informasi pada batu tulis dibacakan, dan
kemudian genta dibentakkan. Setelah ini,
para aktor dapat mulai berakating.
Kenapa benda ini menjadi sangat
penting dalam produksi sebuah film? Karena
clapperboard digunakan sebagai rujukan tanda untuk editor film baik dari aspek
gambar, ataupun suara. Dengan adanya suara "clap", sound editor
akan menggunakannya untuk menyelaraskan audio yang diambil dengan video-nya.
Mungkin kamu belum tahu, pada produksi film berbudget tinggi, track audio
direkam terpisah dengan track video, sehingga perlu penyelarasan yang tepat
saat proses editing untuk menghasilkan film yang baik. Selain itu, clapper juga
digunakan untuk menginformasikan beberapa data mengenai suatu adegan tertentu,
dan informasi ini diperlukan untuk kepentingan editing. Mulai dari durasi,
nomor/nama adegan, tanggal pengambilan gambar, dan nomor urut pengambilan
gambar.
Sebenarnya clapper menggunakan
bahan yang terbuat dari papan biasa, dicat hitam, dan memiliki karakteristik
seperti layaknya sebuah papan tulis, agar bisa ditulis-hapus menggunakan kapur
tulis. Namun, pada perkembangannya, sejumlah perusahaan manufacturing mulai
memproduksi clapperboar digital, yang mampu mencatatkan beberapa informasi yang
perlu disampaikan dalam format digital.
a.
Bagian-bagian
Clapperboard
Scene : Peletakan nomor adegan
yang tertera pada skenario.
Take : Menunjukan jumlah take yang dipakai.
Sound : Kotak ini menunjukan apakan adegan yang sedang digarap menggunakan sound atau tidak.
Prod : Judul Film
Dir : Nama Sutradara
Date : Tanggal syuting
Camera : Nama penata kamera
Int dan Ext :Adegan dilaksanakan di dalam
Take : Menunjukan jumlah take yang dipakai.
Sound : Kotak ini menunjukan apakan adegan yang sedang digarap menggunakan sound atau tidak.
Prod : Judul Film
Dir : Nama Sutradara
Date : Tanggal syuting
Camera : Nama penata kamera
Int dan Ext :Adegan dilaksanakan di dalam
oke ni, boleh copy???
BalasHapus